Kategori: Obat

Pelembap Aman untuk Semua: Yuk, Gunakan Pelembap Non-Komedogenik

Pelembap Aman untuk Semua: Yuk, Gunakan Pelembap Non-Komedogenik

Seringkali muncul kekhawatiran bahwa penggunaan pelembap dapat memperparah jerawat atau membuat kulit berminyak. Namun, ini adalah kesalahpahaman besar, terutama jika Anda memilih pelembap aman berlabel non-komedogenik. Faktanya, pelembap adalah komponen penting dalam rutinitas perawatan kulit untuk menjaga skin barrier tetap sehat, menghidrasi kulit, dan bahkan membantu mengendalikan produksi minyak. Memilih dan menggunakan pelembap aman yang tepat adalah kunci untuk semua jenis kulit, termasuk yang rentan berjerawat.

Non-komedogenik berarti produk tersebut diformulasikan sedemikian rupa agar tidak menyumbat pori-pori. Sumbatan pori adalah penyebab utama komedo dan jerawat. Oleh karena itu, memilih pelembap aman dengan label ini adalah langkah pertama yang krusial, terutama bagi Anda yang memiliki kulit berminyak atau rentan berjerawat. Pelembap non-komedogenik biasanya memiliki tekstur yang ringan, tidak lengket, dan cepat menyerap. Mereka menyediakan hidrasi yang dibutuhkan kulit tanpa menambahkan beban minyak berlebih atau meninggalkan residu yang bisa menyumbat.

Manfaat dari penggunaan pelembap aman non-komedogenik sangatlah beragam. Pertama, ia menjaga hidrasi kulit. Kulit yang terhidrasi dengan baik akan berfungsi optimal sebagai pelindung dari faktor eksternal. Kulit yang kering atau dehidrasi, bahkan kulit berminyak sekalipun, dapat memicu kelenjar sebaceous untuk memproduksi lebih banyak minyak sebagai kompensasi, yang justru memperparah kondisi jerawat. Kedua, pelembap membantu menenangkan kulit yang teriritasi, terutama setelah penggunaan obat jerawat topikal yang cenderung membuat kulit kering atau kemerahan. Pelembap berfungsi sebagai “perisai” yang mendukung proses penyembuhan kulit.

Cara menggunakan pelembap aman ini adalah setelah membersihkan wajah dan menggunakan toner (jika ada), serta mengaplikasikan obat jerawat topikal (jika diperlukan). Ambil secukupnya, oleskan merata ke seluruh wajah dan leher dengan gerakan lembut. Gunakan dua kali sehari, pagi dan malam. Untuk pagi hari, Anda bisa memilih pelembap yang sudah dilengkapi dengan SPF untuk perlindungan tambahan dari sinar matahari. Dr. Citra Dewi, seorang dermatolog di salah satu rumah sakit umum di Jakarta, dalam sesi edukasi pasien pada 18 Juni 2025, menyarankan agar tidak takut menggunakan pelembap, asalkan berlabel non-komedogenik dan cocok untuk jenis kulit. Dengan demikian, pelembap aman non-komedogenik adalah investasi kecil yang memberikan manfaat besar bagi kesehatan dan keindahan kulit Anda, menjadikannya kunci untuk kulit yang lembap, sehat, dan bebas jerawat.

Parasetamol: Pahlawan Pereda Nyeri dan Penurun Demam Sehari-hari

Parasetamol: Pahlawan Pereda Nyeri dan Penurun Demam Sehari-hari

Parasetamol adalah salah satu obat paling umum dan mudah diakses, sering disebut sebagai pahlawan pereda nyeri dan penurun demam sehari-hari yang hampir selalu ada di setiap kotak obat rumah tangga. Efektivitasnya dalam mengatasi berbagai keluhan ringan seperti sakit kepala, nyeri otot, dan demam menjadikannya pilihan utama bagi banyak orang. Namun, di balik popularitasnya, penting untuk memahami cara kerja dan penggunaan yang benar dari pahlawan pereda nyeri ini agar manfaatnya maksimal dan risikonya minimal. Pada hari Rabu, 25 Juni 2025, dalam webinar kesehatan daring yang diselenggarakan oleh Asosiasi Apoteker Indonesia, seorang farmakolog klinis mengingatkan pentingnya edukasi publik mengenai penggunaan obat bebas ini.

Parasetamol bekerja di otak untuk menghambat produksi zat kimia yang disebut prostaglandin. Prostaglandin adalah senyawa yang dilepaskan tubuh sebagai respons terhadap cedera atau penyakit, menyebabkan nyeri dan demam. Dengan menghambat prostaglandin di sistem saraf pusat, parasetamol mampu mengurangi sensasi nyeri dan menurunkan suhu tubuh yang tinggi. Berbeda dengan beberapa obat pereda nyeri lainnya, parasetamol tidak memiliki efek anti-inflamasi yang signifikan, sehingga tidak cocok untuk nyeri yang disebabkan oleh peradangan berat. Data dari Kementerian Kesehatan pada 10 Mei 2025 menunjukkan bahwa parasetamol adalah obat bebas yang paling banyak dibeli di Indonesia sepanjang tahun 2024.

Meskipun tergolong obat bebas, penggunaan parasetamol tetap harus sesuai dosis yang dianjurkan. Untuk orang dewasa, dosis umum adalah 500 mg hingga 1000 mg setiap 4-6 jam, tidak melebihi 4000 mg (4 gram) dalam 24 jam. Dosis berlebihan dapat menyebabkan kerusakan hati yang serius, bahkan mengancam jiwa. Penting juga untuk memeriksa label obat lain yang mungkin mengandung parasetamol (misalnya obat flu atau batuk) agar tidak terjadi dosis ganda yang tidak disengaja. Apotek Cahaya Sehat di Jalan Sudirman, Jakarta, melaporkan pada 1 Juni 2025 bahwa mereka selalu memberikan konseling singkat mengenai dosis aman parasetamol kepada setiap pembeli.

Dengan demikian, parasetamol memang layak disebut sebagai pahlawan pereda nyeri dan penurun demam karena efektivitas dan aksesibilitasnya. Namun, seperti semua obat, penggunaannya memerlukan pemahaman dan tanggung jawab. Dengan mengikuti petunjuk dosis, membaca label dengan cermat, dan berkonsultasi dengan profesional kesehatan jika ragu, kita dapat memanfaatkan manfaat parasetamol secara optimal untuk menjaga kesehatan sehari-hari.

Kapan Harus Minum Ibuprofen? Dosis Tepat untuk Demam Dewasa dan Anak

Kapan Harus Minum Ibuprofen? Dosis Tepat untuk Demam Dewasa dan Anak

Demam adalah respons alami tubuh terhadap infeksi atau peradangan. Meskipun seringkali bukan kondisi serius, demam dapat membuat tidak nyaman, terutama pada anak-anak. Salah satu obat yang umum digunakan untuk meredakan demam adalah Ibuprofen. Namun, penting untuk memahami kapan harus minum Ibuprofen dan berapa dosis yang tepat agar efektif serta aman. Penggunaan yang benar akan membantu meredakan gejala tanpa menimbulkan risiko yang tidak perlu.

Ibuprofen bekerja sebagai obat antiinflamasi nonsteroid (OAINS) dengan cara mengurangi produksi zat kimia dalam tubuh yang menyebabkan peradangan, nyeri, dan demam. Efeknya yang cepat dalam menurunkan suhu tubuh menjadikannya pilihan favorit banyak orang. Namun, efektivitas ini sangat bergantung pada pemberian dosis yang sesuai dan waktu konsumsi yang tepat, baik untuk orang dewasa maupun anak-anak.

Kapan harus minum Ibuprofen? Umumnya, Ibuprofen diminum saat suhu tubuh mencapai 38°C (100.4°F) atau lebih, atau ketika demam disertai dengan gejala yang mengganggu seperti nyeri otot, sakit kepala, atau rasa tidak enak badan. Penting untuk tidak memberikan Ibuprofen hanya karena suhu tubuh sedikit meningkat tanpa adanya gejala yang mengganggu, terutama pada anak-anak. Perhatikan kondisi umum pasien.

Untuk orang dewasa, dosis Ibuprofen yang direkomendasikan umumnya adalah 200 hingga 400 mg setiap 4 hingga 6 jam, sesuai kebutuhan. Jangan melebihi 1200 mg dalam 24 jam kecuali atas rekomendasi dokter. Selalu baca petunjuk pada kemasan obat dan konsultasikan dengan tenaga medis jika memiliki kondisi kesehatan tertentu atau sedang mengonsumsi obat lain.

Dosis Ibuprofen untuk anak-anak sangat bergantung pada berat badan, bukan usia. Sebagai pedoman umum, dosis yang diberikan adalah 5 hingga 10 mg per kilogram berat badan, setiap 6 hingga 8 jam. Penting untuk menggunakan alat ukur dosis yang disertakan dalam kemasan obat anak-anak agar tidak terjadi kesalahan. Selalu cek kembali label obat untuk memastikan dosis yang benar.

Pemberian Ibuprofen sebaiknya dilakukan setelah makan untuk mengurangi risiko iritasi lambung. Meskipun jarang, Ibuprofen dapat menyebabkan efek samping seperti mual, muntah, atau gangguan pencernaan lainnya. Jika efek samping ini terjadi, segera hentikan penggunaan dan konsultasikan dengan dokter atau apoteker. Perhatikan juga riwayat alergi terhadap obat-obatan sejenis.