Jahe (Zingiber officinale), rempah yang telah lama dikenal dalam pengobatan tradisional di berbagai belahan dunia, kini semakin mendapatkan perhatian serius dari kalangan ilmiah. Berbagai studi ilmiah terbaru secara konsisten menguatkan klaim manfaat kesehatan jahe, mengubahnya dari sekadar bumbu dapur menjadi kandidat obat herbal yang menjanjikan. Penelitian-penelitian ini tidak hanya mengonfirmasi khasiat dari bumbu rempah jahe yang telah dipercaya secara turun-temurun, tetapi juga mengungkap mekanisme kerjanya pada tingkat molekuler.
Salah satu fokus utama penelitian adalah sifat anti-inflamasi dan antioksidan jahe. Senyawa aktif utama dalam jahe, seperti gingerol, shogaol, dan paradol, bertanggung jawab atas efek-efek ini. Misalnya, sebuah studi ilmiah yang diterbitkan dalam jurnal Phytotherapy Research pada edisi Maret 2025 menunjukkan bahwa ekstrak jahe secara signifikan dapat mengurangi peradangan pada sendi pasien osteoartritis, memberikan alternatif alami untuk manajemen nyeri. Penelitian ini melibatkan 120 partisipan yang diamati selama 12 minggu, dengan data yang dikumpulkan oleh tim peneliti dari Universitas Herbal Asia Tenggara.
Selain itu, jahe juga terus diteliti efektivitasnya dalam meredakan mual dan muntah. Ini termasuk mual akibat morning sickness pada ibu hamil, efek samping kemoterapi, dan mabuk perjalanan. Sebuah meta-analisis komprehensif yang dirilis pada Mei 2025 oleh Journal of Complementary and Alternative Medicine menyimpulkan bahwa konsumsi jahe dalam dosis tertentu efektif dalam mengurangi intensitas mual, dengan efek samping minimal. Temuan ini memberikan dasar ilmiah yang kuat untuk penggunaan jahe dalam kondisi tersebut.
Dampak jahe pada sistem pencernaan juga menjadi subjek studi ilmiah yang menarik. Jahe diketahui dapat mempercepat pengosongan lambung, sehingga membantu meredakan gejala dispepsia atau gangguan pencernaan. Potensi jahe sebagai agen antikanker dan penurun gula darah juga sedang dalam tahap penelitian awal yang menjanjikan, meskipun masih memerlukan investigasi lebih lanjut pada skala klinis yang lebih besar. Dengan demikian, jahe terus membuktikan dirinya sebagai obat herbal multifungsi yang berpotensi besar untuk diaplikasikan dalam dunia kesehatan modern, didukung oleh bukti ilmiah yang semakin kokoh.