Fakta Kurus Belum Tentu Sehat Secara Fisik

Banyak orang memiliki anggapan keliru bahwa memiliki tubuh kurus secara otomatis berarti belum tentu sehat secara fisik. Padahal, kenyataannya, berat badan hanyalah salah satu indikator kesehatan, dan seseorang dengan tubuh kurus pun bisa saja mengalami berbagai masalah kesehatan serius. Pemahaman yang benar mengenai kesehatan fisik adalah bahwa kondisi tubuh yang ideal bukan hanya ditentukan oleh angka timbangan, melainkan juga oleh komposisi tubuh, fungsi organ, dan gaya hidup secara keseluruhan. Oleh karena itu, memiliki tubuh kurus belum tentu sehat jika tidak diimbangi dengan pola makan yang bergizi, aktivitas fisik yang cukup, dan istirahat yang berkualitas.

Data dari Kementerian Kesehatan Republik Indonesia (Kemenkes RI) yang dipublikasikan pada hari Rabu, 7 Mei 2025, menunjukkan bahwa persentase individu dengan berat badan normal namun memiliki kadar kolesterol tinggi atau tekanan darah tinggi cukup signifikan. Hal ini mengindikasikan bahwa berat badan ideal belum tentu sehat jika faktor-faktor risiko penyakit tidak terkontrol. Lebih lanjut, studi yang dilakukan oleh Perhimpunan Dokter Spesialis Penyakit Dalam Indonesia (PAPDI) dan dipresentasikan dalam seminar kesehatan di Jakarta pada tanggal 6 Mei 2025, menemukan bahwa individu dengan indeks massa tubuh (IMT) normal namun memiliki persentase lemak tubuh yang tinggi (skinny fat) juga berisiko mengalami masalah kesehatan metabolik.

Salah satu alasan mengapa kurus belum tentu sehat adalah karena seseorang dengan berat badan rendah bisa saja kekurangan massa otot penting untuk metabolisme dan kekuatan tubuh. Pola makan yang tidak seimbang, meskipun rendah kalori, dapat menyebabkan defisiensi nutrisi esensial seperti protein, vitamin, dan mineral. Kekurangan nutrisi ini dapat mengganggu fungsi organ vital, melemahkan sistem kekebalan tubuh, dan meningkatkan risiko berbagai penyakit. Selain itu, gaya hidup sedentari atau kurangnya aktivitas fisik pada orang kurus juga dapat berkontribusi pada masalah kesehatan seperti penyakit jantung, diabetes tipe 2, dan osteoporosis.

Oleh karena itu, penting untuk tidak hanya terpaku pada angka timbangan. Kesehatan fisik yang optimal melibatkan keseimbangan antara berat badan yang sehat, komposisi tubuh yang ideal (rasio otot dan lemak yang baik), fungsi organ yang optimal, dan gaya hidup sehat. Pemeriksaan kesehatan rutin oleh tenaga medis profesional sangat dianjurkan untuk mengevaluasi kondisi kesehatan secara menyeluruh, termasuk pemeriksaan tekanan darah, kadar gula darah, kadar kolesterol, serta evaluasi komposisi tubuh jika diperlukan. Dengan pemahaman yang benar, kita dapat menghindari anggapan keliru bahwa kurus belum tentu sehat dan lebih fokus pada upaya menjaga kesehatan fisik secara holistik.