Diagnosis Skoliosis: Dari Pemeriksaan Fisik hingga Rontgen, Panduan Lengkap Mendeteksi Kurva Tulang Belakang

Diagnosis skoliosis yang akurat adalah langkah krusial untuk menentukan penanganan yang tepat. Skoliosis, kelengkungan tulang belakang yang abnormal, seringkali berkembang tanpa nyeri signifikan pada tahap awal. Oleh karena itu, penting untuk memahami proses diagnostik yang komprehensif, mulai dari pemeriksaan fisik sederhana hingga penggunaan teknologi pencitraan medis yang lebih canggih.

Proses diagnosis skoliosis biasanya dimulai dengan pemeriksaan fisik yang cermat. Dokter akan mengamati postur tubuh pasien dari berbagai sudut. Ini termasuk memeriksa keselarasan bahu, tinggi pinggul, dan apakah ada kemiringan pada batang tubuh.

Salah satu tes fisik yang paling umum dan efektif adalah Adam’s Forward Bend Test. Pasien diminta untuk membungkuk ke depan dengan kaki rapat dan lengan menggantung bebas. Dokter akan melihat apakah ada penonjolan di salah satu sisi punggung, terutama di area tulang rusuk.

Jika ada kecurigaan skoliosis dari pemeriksaan fisik, langkah selanjutnya adalah pencitraan medis. Rontgen tulang belakang adalah alat utama untuk mengonfirmasi diagnosis skoliosis dan mengukur derajat kelengkungan (Cobb angle). Rontgen dilakukan dari dua sudut: depan-belakang dan samping.

Pengukuran Cobb angle sangat penting karena menentukan tingkat keparahan skoliosis. Sudut ini diukur dari rontgen dengan menarik garis pada vertebra paling miring di bagian atas dan bawah kurva. Semakin besar sudut Cobb, semakin parah kelengkungan.

Selain rontgen, dalam beberapa kasus, dokter mungkin merekomendasikan pencitraan lain seperti MRI (Magnetic Resonance Imaging) atau CT (Computed Tomography) scan. Ini biasanya dilakukan jika ada kecurigaan penyebab skoliosis yang lebih kompleks, seperti kelainan saraf atau tulang.

MRI dapat memberikan gambaran detail tentang sumsum tulang belakang dan jaringan lunak di sekitarnya. Ini berguna untuk menyingkirkan kemungkinan tumor atau kelainan neurologis yang mungkin menjadi penyebab sekunder kelengkungan tulang belakang.

Setelah semua data terkumpul, dokter akan membuat diagnosis skoliosis yang akurat. Diagnosis ini juga akan mempertimbangkan usia pasien, potensi pertumbuhan yang tersisa, dan jenis skoliosis (idiopatik, kongenital, neuromuskular, dll.).

Diskusi dengan pasien dan keluarga sangat penting. Dokter akan menjelaskan hasil diagnosis, tingkat keparahan, dan opsi penanganan yang tersedia. Ini bisa meliputi observasi, fisioterapi, penggunaan korset, atau dalam kasus yang parah, operasi.